Free submitter ! Bookmark Indonesia

Jumat, 20 Mei 2016

Asuhan Keperawatan Hepatitis Akut

Diposkan oleh Jamalis


ASUHAN KEPERAWATAN 
  1. Pengkajian
1.      Identitas Pasien
Nama pasien                        : Ny. Hm
Umur                                   : 27 Tahun
Jenis kelamin                        : Perempuan
Suku                                    : Aceh
Pekerjaan                            : Wiraswasta
Pendidikan                           : SD
Tanggal masuk                     : 05-6-2012
Tanggal pengkajian   : 10 s/d 11 – 6 – 2012
Alamat                                 : Tangse
Diagnosa medik                   : Hepatitis Akut
2.      Riwayat Penyakit
a.       Keluhan utama
Pasien mengeluh kelelahan, sesak nafas, mual-mual,  dan pusing.
b.      Riwayat penyakit sekarang pasien masuk ke ugd tanggal 08-6-2012, dengan keluhan kelelahan, sesak nafas, mual-mual dan pusing. Pasien dipasang infus dengan larutan Rl dengan kecepatan 20 tts/m, kemudian pasien dikirim ke rpdw pada tanggal 09-6-2012, untuk dirawat inap dan diberikan therapy.

c.       Riwayat penyakit yang lalu
Pasien mengatakan sebelumnya pasien tidak pernah mengalami penyakit seperti yang dideritanya  sekarang, tetapi pada tahun lalu pasien pernah mengalami sakit mag dan lambung, dan pasien Cuma berobat dipuskesmas terdekat saja.
d.      Riwayat penyakit keluarga
e.       Keluarga pasien mengatakan tidak ada anggota kluarga pasien yang mengalami penyakit yang sama seperti diderita sekarang, dan keluarga juga mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang menderita penyakit keturunan maupun menular.
3.      pola kebiasaan sehari – hari (sebelum dan selama sakit)
a.       pola makan atau minum
-         sebelum sakit
pasien mengatakan pola makan terganggu dan tidak teratur, karena pasien sulit makan dan tidak ada nafsu makan, mual, muntah dan penurunan berat badan (BB).
-         Sebelum sakit
Pasien sudah ada perubahan, pola makannya sudah mulai teratur, mampu menghabiskan makanan 3-4 sendok makan
b.      Pola istirahat
-         Sebelum sakit
Pasien mengatakan tidak bisa tidur dalam sehari 8 jam, paling-paling pasein bisa tidur 5-6 jam dalam sehari – semalam, karena tidak efektifnya bernafas.
-         Selama sakit
-         Namun selama sakit pasien bisa tidur 6-7 jam dalam sehari –semalam, ditambah tidur siang 1 jam.
c.       Pola eliminasi
-      Sebelum sakit
Pasien mengatakan BAB dua kali sehari dan BAK 5-6 kali sehari berwarna gelap dan berbau tajam.
           -    Sebelum sakit
Pasien mengatakan BAB 3 kali sehari dengan konsistensi lunak, dan berbau khas, BAK 6-7 kali dalam sehari.
d.      Pola aktivitas
-    Sebelum sakit
Pasien mengatakan biasnya pergi kesawah untuk menanam padi dan membuat empeng atau kerupuk belinjau.
          -    Sebelum sakit
Pasien mengatakan tidak bisa pergi kesawah untuk menanam padi dan membuat empeng, seperti  biasanya dan segala kebutuhan pasien dibantu oleh keluarga dan untuk sementara pasien harus rawat inap dan di istirahatkan di ruang rpdw
4.      Data Psikologi
Pasien sangat berharap untuk dapat segera sembuh dengan penyakit yang dideritanya sehingga dapat pulang dan berukumpul dengan keluarga. Dan pasien juga banyak mendapatkan dukungan utama dari orang tua pasien.
5.      Data Sosial
pasien dapat berkomunikasi dengan baik dan lancar dengan keluarga pasien lain yang ada diruang dan mampu bekerja sama secara baik dengan tim kesehatan atau perawat yang menangani dia.
6.      Data Spritual
-         sebeum sakit
pasien mengatakan ibadahnya teratur 5 waktu dalam sehari semalam
-         sebelum sakit
pasien mengatakan tidak pernah shalat
7.      patofisiologi diagnosa medik
inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksit terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia.
-    Anamnesis                     : mual, anoregsia, urine, berwarna gelap
-    Lap                                : Alt dan Ast

8.      Pemeriksaan Fisik
a.       Keadaan umum              : Lemah, mata cekung, dan mual-mual
b.      Tingkat kesadaran          : Normal (Komposmetris)
c.       Tinggi badan                  : 160m
d.      Berat badan                   : Sebelum sakit (40kg), selama sakit (35kg)
e.       Denyut nadi                    : 60x/m (Lambat)
f.        Tekanan darah               : 90/60 mmhg (Menurun)
g.       Pernafasan                     : 22x/m (Meningkat)
h.       Temperatur                    : 35oc (Rendah)

Lain-lain (head to toe)
1.      Inspeksi
a.       Kepala                     : Tidak ada lesi, bentuk simetris
b.      Mata                        : Skelera kuning
c.       Kulit             : Kuning, keriput
d.      Mulut                       : Bibir pucat, mukosa mulut kering
e.       Wajah                      : Pucat, tidak ditemukan oedema
f.        Leher                       : Tidak ada gondok
g.       Abdomen                 : Bentuk simetris
2.      Palpasi                           : Nyeri tekan pada kuwadah kanan
3.      Perpusi                          : Refleks platela normal
4.      Auskultasi                      : Peristaltik usus tidak lambat

9.      Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Lab Billirubin
10.  Theraphy
IVFD          : dex                             5% - 20 tts/m
ij            : Cefotaxin                    19 ampul / 12 j
Ij            : Ranitidin                     1 ampul / 12 j
Ij            : Metodopramid            1 ampul / 12 j
              B. Complet       3x

  ANALISA DATA

  • No
    Data
    Etiologi
    Masalah
    1.
    DS  : Pasien mengeluh kelelahan,
             sesak, mual-mual dan pusing.
    DO : K/u lemah
    -         Skelera kuning
    -         Gerakan yang canggung yang lemah atau lambat
    Kelelahan dan penurunan proses kognirif
    Intoleransi aktivitas
    2.
    DS  : - Biasanya pasien mengeluh
                tidak ada nafsu makan
    -         Mual dan muntah
    DO  :  K/u lemah
    -      porsi yang di sediakan hanya setengah ( ½ ) yang dihabiskan
    -     BB menurun
    -     Mukosa mulut kering
    Anoregsia, mual-muntah
    Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
    3.
    DS  : - Biasanya pasien mengeluh
               nyeri
    -     gelisah
    -     pembengkakan hepar
    DO  : K/u lemah
    -     nyeri tekan
    -     pasien meringis nyeri
    Gangguan rasa nyaman, berhubungan dengan pembengkakan hepar
    Nyeri
Selengkapnya Silakan Download disni
Read More

Pengertian Komunikasi Data

Diposkan oleh Jamalis
1. Komunikasi Data
        Komunikasi data adalah merupakan bagian dari telekomunikasi yang secara khusus berkenaan dengan transmisi atau pemindahan data dan informasi diantara komputerkomputer dan piranti-piranti yang lain dalam bentuk digital yang dikirimkan melalui media komunikasi data. Data berarti informasi yang disajikan oleh isyarat digital. Komunikasi data merupakan baguan vital dari suatu masyarakat informasi karena sistem ini menyediakan infrastruktur yang memungkinkan komputer-komputer dapat berkomunikasi satu sama lain.
1.1 Komponen Komunikasi Data
· Pengirim, adalah piranti yang mengirimkan data
· Penerima, adalah piranti yang menerima data
· Data, adalah informasi yang akan dipindahkan
· Media pengiriman, adalah media atau saluran yang digunakan untuk mengirimkan data
· Protokol, adalah aturan-aturan yang berfungsi untuk menyelaraskan hubungan.

2. Perbedaan Sinyal/Isyarat Analog Dengan Digital
2.1 Sinyal Analog
Sinyal analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang yang yang kontinyu, yang membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombang. Dua parameter/karakteristik terpenting yang dimiliki oleh isyarat analog adalah amplitude dan frekuensi. Isyarat analog biasanya dinyatakan dengan gelombang sinus, mengingat gelombang sinus merupakan dasar untuk semua bentuk isyarat analog. Hal ini didasarkan kenyataan bahwa berdasarkan analisis fourier, suatu sinyal analog dapat diperoleh dari perpaduan sejumlah gelombang sinus. Dengan menggunakan sinyal analog, maka jangkauan transmisi data dapat mencapai jarak yang jauh, tetapi sinyal ini mudah terpengaruh oleh noise. Gelombang pada sinyal analog yang umumnya berbentuk gelombang sinus memiliki tiga variable dasar, yaitu amplitudo, frekuensi dan phase.
· Amplitudo merupakan ukuran tinggi rendahnya tegangan dari sinyal analog.
· Frekuensi adalah jumlah gelombang sinyal analog dalam satuan detik.
· Phase adalah besar sudut dari sinyal analog pada saat tertentu.

2.2 Sinyal Digital
Sinyal digital merupakan sinyal data dalam bentuk pulsa yang dapat  mengalami perubahan yang tiba-tiba dan mempunyai besaran 0 dan 1. Sinyal digital hanya memiliki dua keadaan, yaitu 0 dan 1, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh derau, tetapi transmisi dengan sinyal digital hanya mencapai jarak jangkau pengiriman data yang relatif dekat.                Biasanya sinyal ini juga dikenal dengan sinyal diskret. Sinyal yang mempunyai dua keadaan ini biasa disebut dengan bit. Bit merupakan istilah khas pada sinyal digital. Sebuah bit dapat berupa nol (0) atau satu (1). Kemungkinan nilai untuk sebuah bit adalah 2 buah (21). Kemungkinan nilai untuk 2 bit adalah sebanyak 4 (22), berupa 00, 01, 10, dan 11. Secara umum, jumlah kemungkinan nilai yang terbentuk oleh kombinasi n bit adalah sebesar 2n buah.

3. Protokol
Protokol adalah sebuah aturan yang mendefinisikan beberapa fungsi yang ada dalam sebuah jaringan komputer, misalnya mengirim pesan, data, informasi dan fungsi lain yang harus dipenuhi oleh sisi pengirim dan sisi penerima agar komunikasi dapat berlangsung dengan benar, walaupun sistem yang ada dalam jaringan tersebut berbeda sama sekali. Protokol ini mengurusi perbedaan format data pada kedua sistem hingga pada masalah koneksi listrik. Standar protokol yang terkenal yaitu OSI (Open System Interconnecting) yang ditentukan oleh ISO (International Standart Organization).
3.1 Komponen Protokol
1. Aturan atau prosedur
· Mengatur pembentukan/pemutusan hubungan
· Mengatur proses transfer data
2. Format atau bentuk
· representasi pesa
3. Kosakata (vocabulary)
· Jenis pesan dan makna masing-masing pesan

3.2 Fungsi Protokol
Secara umum fungsi dari protokol adalah untuk menghubungkan sisi pengirim dan sisi penerima dalam berkomunikasi serta dalam bertukar informasi agar dapat berjalan dengan baik dan benar. Sedangkan fungsi protokol secara detail dapat dijelaskan berikut:
· Fragmentasi dan reassembly
Fungsi dari fragmentasi dan reasembly adalah membagi informasi yang dikirim menjadi beberapa paket data pada saat sisi pengirim mengirimkan informasi dan setelah diterima maka sisi penerima akan menggabungkan lagi menjadi paket informasi yang lengkap.
· Encaptulation
Fungsi dari encaptulation adalah melengkapi informasi yang dikirimkan dengan address,  kode-kode koreksi dan lain-lain.
· Connection control
Fungsi dari Connection control adalah membangun hubungan (connection) komunikasi dari sisi pengirim dan sisi penerima, dimana dalam membangun hubungan ini juga termasuk dalam hal pengiriman data dan mengakhiri hubungan.
· Flow control
Berfungsi sebagai pengatur perjalanan datadari sisi pengirim ke sisi penerima.
· Error control
Dalam pengiriman data tak lepas dari kesalahan, baik itu dalam proses pengiriman maupun pada waktu data itu diterima. Fungsi dari error control adalah mengontrol terjadinya kesalahan yang terjadi pada waktu data dikirimkan.
· Transmission service
Fungsi dari transmission service adalah memberi pelayanan komunikasi data khususnya yang berkaitan dengan prioritas dan keamanan serta perlindungan data.
3.3 Susunan Protokol
Protokol jaringan disusun oleh dalam bentuk lapisan-lapisan (layer). Hal ini mengandung arti supaya jaringan yang dibuat nantinya tidak menjadi rumit. Di dalam layer ini, jumlah, nama, isi dan fungsi setiap layer berbeda-beda. Akan tetapi tujuan dari setiap layer ini adalah memberi layanan ke layer yang ada di atasnya. Susunan dari layer ini menunjukkan tahapan dalam melakukan komunikasi. Antara setiap layer yang berdekatan terdapat sebuah interface. Interface ini menentukan layanan layer yang di bawah kepada layer yang di atasnya. Pada saat merencanakan sebah jaringan, hendaknya memperhatikan bagaimana menentukan
interface yang tepat yang akan ditempatkan di antara dua layer yang bersangkutan.

3.4 Standarisasi Protokol (ISO 7498)
ISO (International Standard Organization) mengajukan struktur dan fungsi protocol komunikasi data. Model tersebut dikenal sebagai OSI (Open System Interconnection) Reference Model. Terdiri atas 7 layer (lapisan) yang mendefinisikan fungsi. Untuk tiap layernya dapat terdiri atas sejumlah protocol yang berbeda, masing-masing menyediakan pelayanan yang sesuai dengan fungsi layer tersebut.
1. Application Layer: interface antara aplikasi yang dihadapi user and resource
jaringan yang diakses. Kelompok aplikasi dengan jaringan:
· File transfer dan metode akses
· Pertukaran job dan manipulasi
· Pertukaran pesa
2. Presentation Layer: rutin standard me-presentasi-kan data.
· Negosiasi sintaksis untuk transfer
· Transformasi representasi data
3. Session Layer: membagi presentasi data ke dalam babak-babak (sesi)
· Kontrol dialog dan sinkronisasi
· Hubungan antara aplikasi yang berkomunikasi
4. Transport Layer:
· Transfer pesan (message) ujung-ke-ujung
· Manajemen koneksi
· Kontrol kesalahan
· Fragmentasi
· Kontrol aliran
5. Network Layer: Pengalamatan dan pengiriman paket data.
· Routing
· Pengalamatan secara lojik
· setup dan clearing (pembentukan dan pemutusan)
6. Data-link Layer: pengiriman data melintasi jaringan fisik.
· Penyusunan frame
· Transparansi data
· Kontrol kesalahan (error-detection)
· Kontrol aliran (flow)
7. Physical Layer: karakteristik perangkat keras yang mentransmisikan sinyal data
Read More

Proses Pengawasan Dalam Sistem Informasi

Diposkan oleh Jamalis
DASAR-DASAR PROSES PENGAWASAN DALAM SISTEM INFORMASI

PENGAWASAN
          
Pengawasan diciptakan karena terlalu banyak kasus di suatu organisasi yang tidak dapat terselesaikan seluruhnya karena tidak ditepatinya waktu penyelesaian (deadline), anggaran yang berlebihan, dan kegiatan lain yang menyimpang dari rencana semula. Pengawasan merupakan suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan tujuan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang system informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan. Langkah awal suatu pengawasan sebenarnya adalah perencanaan dan penetapan tujuan berdasarkan pada standar atau sasaran.

PENGERTIAN PENGAWASAN
    Pengawasan bisa didefinisikan sebagai suatu usaha sistematis oleh manajemen bisnis untuk membandingkan kinerja standar, rencana, atau tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu untuk menentukan apakah kinerja sejalan dengan standar tersebut dan untuk mengambil tindakan penyembuhan yang diperlukan dan melihat bahwa sumber daya manusia digunakan dengan seefektif dan seefisien mungkin didalam mencapai tujuan.
           Pengawasan dapat disebut juga sebagai evaluating appraising atau correcting. Pengertian pengawasan yaitu proses penjamin pencapaian tujuan organisasi. Jadi disini ada kaitan yang erat antara pengawasan dan perencanaan. Ada beberapa tokoh dan ahli yang mendefinisikan arti dari pengawasan, diantaranya :V Robert J. Mockler pengawasan yaitu usaha sistematik menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar, menentukan dan mengukur deviasi-deviasi dan mengambil tindakan koreksi yang menjamin bahwa semua sumber daya yang dimiliki telah dipergunakan dengan efektif dan efisien.
v George R. Tery (2006:395) mengartikan pengawasan sebagai mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu, menerapkan tidankan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
v Robbin (dalam Sugandha, 1999 : 150) menyatakan pengawasan itu merupakan suatu proses aktivitas yang sangat mendasar, sehingga membutuhkan seorang manajer untuk menjalankan tugas dan pekerjaan organisasi.
v Kertonegoro (1998 : 163) menyatakan pengawasan itu adalah proses melaui manajer berusaha memperoleh kayakinan bahwa kegiatan yang dilakukan sesuai dengan perencanaannya.
v Terry (dalam Sujamto, 1986 : 17) menyatakan Pengawasan adalah untuk menentukan apa yang telah dicapai, mengadakan evaluasi atasannya, dan mengambil tindakan-tidakan korektif bila diperlukan untuk menjamin agar hasilnya sesuai dengan rencana.
v Dale (dalam Winardi, 2000:224) dikatakan bahwa pengawasan tidak hanya melihat sesuatu dengan seksama dan melaporkan hasil kegiatan mengawasi, tetapi juga mengandung arti memperbaiki dan meluruskannya sehingga mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang direncanakan.
v Admosudirdjo (dalam Febriani, 2005:11) mengatakan bahwa pada pokoknya pengawasan adalah keseluruhan daripada kegiatan yang membandingkan atau mengukur apa yang sedang atau sudah dilaksanakan dengan kriteria, norma-norma, standar atau rencana-rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
v Siagian (1990:107) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pengawasan adalah proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

TIPE-TIPE PENGAWASAN
1.      Pengawasan Pendahuluan (feeforward control, steering controls)
Dirancang untuk mengantisipasi penyimpangan standar dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum kegiatan terselesaikan. Pengawasan ini akan efektif bila manajer dapat menemukan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang perubahan yang terjadi atau perkembangan tujuan.
2.      Pengawasan Concurrent (concurrent control)
Yaitu pengawasan “Ya-Tidak”, dimana suatu aspek dari prosedur harus memenuhi syarat yang ditentukan sebelum kegiatan dilakukan guna menjamin ketepatan pelaksanaan kegiatan.
3.      Pengawasan Umpan Balik (feedback control, past-action controls)
Yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak sesuai dengan standar.

TAHAP-TAHAP PROSES PENGAWASAN
1.       Tahap Penetapan Standar
Tujuannya adalah sebagai sasaran, kuota, dan target pelaksanaan kegiatan yang digunakan sebagai patokan dalam pengambilan keputusan. Bentuk standar yang umum yaitu :
ž          v Standar phisik
ž          v Standar moneter
ž          v Standar waktu
2.      Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Digunakan sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara tepat.
3.      Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Beberapa proses yang berulang-ulang dan kontinue, yang berupa atas, pengamatan, laporan, metode, pengujian, dan sampel.
4.      Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan.
Digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan dan menganalisanya mengapa bisa terjadi demikian, juga digunakan sebagai alat pengambilan keputusan bagai manajer.
5.      Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi
Bila diketahui dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan, dimana perlu ada perbaikan dalam pelaksanaan.

PENTINGNYA PENGAWASAN
Suatu prganisasi akan berjalan terus dan semakin komplek dari waktu ke waktu, banyaknya orang yang berbuat kesalahan dan guna mengevaluasi atas hasil kegiatan yang telah dilakukan, inilah yang membuat fungsi pengawasan semakin penting dalam setiap organisasi.Tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu sendiri maupun bagi para pekerjanya.

PERANCANGAN PROSES PENGAWASAN
William H. Newman menetapkan prosedur sistem pengawasan, dimana dikemukakan lima jenis pendekatan, yaitu :
1.        Merumuskan hasil diinginkan, yang dihubungkan dengan individu yang melaksanakan.
2.        Menetapkan petunjuk, dengan tujuan untuk mengatasi dan memperbaiki penyimpangan sebelum kegiatan diselesaikan, yaitu dengan :
ž          v Pengukuran input.
ž          v Hasil pada tahap awal.
ž          v Gejala yang dihadapi.
ž          v Kondisi perubahan yang diasumsikan
ž           
3.        Menetapkan standar petunjuk dan hasil, dihubungkan dengan kondisi yang dihadapi.
4.        Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik, dimana komunikasi pengawasan didasarkan pada prinsip manajemen by exception yaitu atasan diberi informasi bila terjadi penyimpangan dari standar.
5.        Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi, bila perlu suatu tindakan diganti.

BIDANG-BIDANG PENGAWASAN STRATEGIK
Bidang strategik yang dapat membuat organisasi secara keseluruhan mencapai sukses yaitu :
1.        Transaksi Keuangan
2.        Analisis Laporan Keuangan (Financial Statement Analysis)
3.        Manajemen Kas (Cash Management)
4.        Pengelolaan Biaya (Cost Control)
5.        Hubungan Manajer dan Bawahan. Hubungan antara manager dan bawahan juga harus baik dan terjaga. Sebisa mungkin ada hubungan 2 arah antara manager dan bawahan, bukan hubungan searah dimana manager terus-terusan memberi perintah kepada bawahan tanpa mau mendengar keluhan dan perasaan bawahannya. Bila ada hubungan harmonis seperti keluarga dalam suatu perusahaan maka akan tercipta team kerja yang solid dan kuat dalam menjalankan perusahaan.
6.        Operasi-operasi Produktif

ALAT BANTU PENGAWASAN MANAJERIAL

Alat-alat pengawasan yang paling dikenal dan paling umum yang banyak digunakan adalah :
1.      MANAGEMENT BY EXCEPTION ( MBE )
Management By Exception ( MBE ) atau Manajemen pengecualian adalah teknik pengawasan yang memungkinkan hanya penyimpangan kecil antara yang direncanakan dan kinerja aktual yang mendapatkan perhatian dari wirausahawan. Manajemen penegecualian didasarkan pada prinsip pengecualian, prinsip manajemen yang muncul paling awal pada literatur manajemen. Prinsip pengecualian menyatakan bahwa bawahan menangani semua persoalan rutin organisasional, sementara wirausahawan menangani persoalan organisasional non rutin atau diluar kebiasaan.

2.      MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM ( MIS )MIS yaitu suatu metoda informal pengadaan dan penyediaan bagi manajemen, informasi yang diperlukan dengan akurat dan tepat waktu untuk membantu proses pembuatan keputusan dan memungkinkan fungsi-fungsi perencanaan, pengawasan dan operasional organisasi yang dilaksanakan secara efektif.
Tahap perancangan dari MIS yaitu :
ž          v Survai pendahuluan dan perumusan masalah.
ž          v Desain konsepsual.
ž          v Desain terperinci.
ž          v Implementasi akhir.
Agar MIS berjalan efektif maka harus memenuhi lima kriteria, yaitu :
ž          v Mengikut sertakan pemakai dalam tim perancangan.
ž          v Mempertimbangkan secara hati-hati biaya sistem.
ž          v Memperlakukan informasi yang relevan dan terseleksi.
ž          v Adanya pengujian pendahuluan.
ž          v Menyediakan latihan dan dokumentasi tertulis bagi para operator dan pemakai sistem.
Kriteria utama MIS efektif yaitu :
ž          v Pengawasan terhadap kegiatan yang benar.
ž          v Tepat waktu dalam pemakaiannya.
ž          v Menekan biaya secara efektif.
ž          v Sistem yang digunakan harus tepat dan akurat.
ž          v Dapat diterima oleh yang bersangkutan



3.       ANALISA RASIO
Rasio adalah hubungan antara dua angka yang dihitung dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Analisa rasio adalah proses menghasilkan informasi yang meringkas posisi financial dari organisasi dengan menghitung rasio yang didasarkan pada berbagai ukuran finansial yang muncul pada neraca rugi-laba organisasi.

4.     PENGANGGARANAnggaran dalam organisasi ialah rencana keuangan yang menguraikan bagaimana dana pada periode waktu tertentu akan dibelanjakan maupun bagaimana dana tersebut akan diperoleh. Anggaran juga merupakan laporan resmi mengenai sumber-sumber keuangan yang telah disediakan untuk membiayai pelaksanaan aktivitas tertentu dalam kurun waktu yang ditetapkan. Disamping sebagai rencana keuangan, anggaran juga merupakan alat pengawasan.
Anggaran adalah bagian fundamental dari banyak program pengawasan organisasi. Pengawasan anggaran atau Budgetary Control itu sendiri merupakan suatu sistem sasaran yang telah ditetapkan dalam suatu anggaran untuk mengawasi kegiatan-kegiatan manajerial, dengan membandingkan pelaksanaan nyata dan pelaksanaan yang direncanakan.

KARAKTERISTIK-KARAKTERISTIK PENGAWASAN YANG EFEKTIF
            
Adapun karakteristik pengawasan yang efektif harus memenuhi :
1.      Ada unsur keakuratan, dimana data harus dapat dijadikan pedoman dan valid.
2.      Tepat waktu, yaitu dikumpulkan, disampaikan dan di evaluasi secara cepat dan tepat dimana kegiatan perbaikan perlu dilaksanakan.
3.      Objektif dan menyeluruh, dalam arti mudah dipahami.
4.      Terpusat, dengan memusatkan pada bidang-bidang penyimpangan yang paling sering terjadi.
5.      Realistik secara ekonomis, dimana biaya system pengawasan harus lebih rendah atau sama dengan kegunaan yang didapat.
6.      Realistik secara organizacional, yaitu cocok dengan kenyataan yang ada di organisasi.
7.      Terkoordinasi dengan aliran kerja, karena dapat menimbulkan sukses atau gagalnya operasi serta harus sampai pada karyawan yang memerlukannya.
8.      Fleksibel, harus dapat menyesuaikan dengan situasi yang dihadapi, sehingga tidak harus buat sistem baru bila terjadi perubahan kondisi.
9.      Sebagai petunjuk dan operasional, dimana harus dapat menunjukan debíais estándar sehingga dapat menentukan koreksi yang diambil.
10.  Diterima para anggota organisasi, mampu mengarahkan pelaksanaan verja anggota organisasi dengan mendorong perasaan ekonomi, tanggung jawab dan prestasi.
Read More